Keluarga MAN 3 Malang, Gayeng Marem Ziaroh Haji Khoiri

Keluarga MAN 3 Malang, Gayeng Marem Ziaroh Haji Khoiri
Ngantang, M3M., Rasa syukur dan kebahagian yang tak terbendung tergurat dalam wajah keluarga besar MAN 3 Malang, atas kembalinya Bpk. H. Khoiri dari melaksanakan ibadah haji Makkah Al Mukaromah. Betapa tidak, tangis rasa haru & bahagia terpadu dalam pertemuan bersama ziaroh haji di kediaman Tamu Alloh H. Khoiri yang juga guru MAN 3 Malang.
Dalam pertemuan itu langsung diterima dan didoakan oleh H. Khoiri langsung dengan khidmat, semoga keluarga besar MAN 3 Malang sehat, amanah, sabar dalam mendidik siswa-siswi MAN 3 Malang, juga dikaruniai kekuatan dan rizki yang barokah, sehingga bisa ikut melaksanakan rukun Islam yang ke-5 tersebut. Doa itupun langsung di-aamiin-i oleh semua hadirin.
Dalam ceritanya saat melaksanakan ibadah haji juga mengalami tragedi yang mendebarkan dan merontokkan hati dan perasaannya. Kejadian yang menimpanya, berawal saat akan melaksanakan sholat Dzuhur berjama’ah didekat Ka’bah. Setelah tekad sudah bulat, Khoiri keluar dari Hotel hanya dengan balutan kaos dan celana saja. Kemudian berdoa guna mengawali niat,” Ya Alloh, saya berangkat ke Mekkah menjadi Tamu Engkau, tapi sekalipun saya belum pernah bertemu rumahMu”, ungkapnya dalam dia dengan tekad yang kuat. Kemudian masuk ke dalam Bus yang telah siap mengantarkan jama’ah dan berganti memakai baju ihrom. Nah dijarenakan panasnya cuaca yang berkisar 48°-50° terasa menyengat wajah, akhirnya mengambil slayer berwarna kuning yang menjadi tanda keanggotaan dalam KBIH nya, dan disemprot dengan air guna menutupi wajahnya. Karena lama jelamaan tidak dapat melihat, slayer itupun digunting tepat dibagian matanya saja, sehingga terlihat seperti topeng. Tapi apa boleh buat, dengan tampilan yang seperti itu ditambah aksi yang selalu berfoto selfie disetiap momennya dan bahkan sampai memanjat pagar Ka’bah, justru menjadi perhatian semua jama’ah haji yang melihatnya dan sambil tertawa lucu, sampai terungkap, “jama’ah glecen” (jahil:indo), gumam salah satunya. Termasuk pula perhatian petugas Haji dr Kerajaan Saudi yang sedang bertugas, Laskary (polisi), yang kemudian menangkap Khoiri dan dimasukkan ke dalam kurung besi Hijir Ismail. Tak lama setelah itu, dipindahkan ke pos Laskary dan berpindah berkali – kali, yang akhirnya terdengar suara dari petugas tersebut, mengatakan kalo yg ditangkap tersebut adalah teroris. Khoiri pun mengatakan, ” haji.. Indonesia.. haji.. Indonesia..” berkali-kali sambil pasrah diri dan menunjukkan gelang & kalungnya. Tapi hal itu dirasa sia-sia, karena tidak digubris oleh petugas tersebut. Akhirnya, Khoiri pun diinterogasi dan dibuat Berita Perkara (BAP) dan ditandatangani olehnya. Kemudian disuruh keluar, “go.. go..” teriak petugas tersebut dan mempersilahkan kembali ke hotel. Khoiri pun merasa lega dapat keluar dari penangkapan yang dialaminya kurang lebih selama 4-5 jam di kurung.
Cerita itupun menjadi pengalaman yang menegangkan kisahnya serta mendokumentasikan tragedi itu dalam foto profil WA yang didapat datsesama jama’ah asal Pujon kenangnya dan seluruh jama’ah pun tertawa lepas dan menyebutnya Gayeng Marem di Rumah Haji Glecen. (AS’M)