Memaknai Maulid Nabi sebagi Inspirasi dan Implementasi (Haflah Maulid Nabi Muhammad Bershalawat dan Mauizah Hasanah di MA Negeri 3 Malang)
Peringatan Maulid Nabi adalah sebuah momen bersejarah dalam Islam yang dirayakan pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Hal ini merupakan wujud cinta kasih umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Di seluruh dunia, umat Islam merayakan Maulid Nabi dengan penuh sukacita, dan MA Negeri 3 Malang tidak ketinggalan dalam perayaan religius ini.
Bertempat di dome-semi indoor yang secara legalitas belum diresmikan, namun Zainul Musafak selaku Kepala Madrasah mengizinkan untuk digelarnya acara Maulud Nabi (12/10) yang bertema ‘Meneladani Akhlak dan Kepribadian Nabi, sebagai Wujud Cinta terhadap Diri sendiri’.
Enawati selaku ketua panitia menjelaskan urutan kegiatan, yang dirangkai acara pembuka dimulai jam 07.00 pagi, dengan salat Dhuha, shalawat banjari, sholawat dan doa ad-Diba’i dan al-Barzanji.
Acara berikutnya adalah inti dengan rangkaian pembukaan, pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an, prakata Panitia, sambutan Kepala MAN 3 Malang, mauizah hasanah oleh ustaz Ahmad Muhyidin dari Sumberpucung-Malang, terakhir adalah do’a dan penutup.
Bertindak sebagai Master of Ceremony yaitu Ahmad Ageng Fasya dan Fenia, yang dengan syahdu dan elegan memandu selama acara berlangsung. Lantunan merdu shalat Diba’i dan Barzanji karya ulama besar Madinah, Sayyid Ja’far Al-Barzanji, Syaikh Ja’far Al-Barzanji (1711-1177 H).
Shalawat Diba’ dan Barzanji yang dilantunkan oleh siswa-siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler dengan pembina Khamdim dan Siti Mukaromah memandu tiap-tiap bait untuk dilantunkan secara bersama dengan seluruh siswa MA Negeri 3 Malang. Syahdu..
Dalam sambutan Kepala Madrasah, Zainul Musafak menyampaikan terima kasih kepada seluruh panitia, khususnya OSIM MA Negeri 3 Malang dengan pembinanya Agus Sobirin atas kerja kerasnya demi terselenggaranya dan kesuksesan acara ini. “Good team work make a dream work”. Beliau juga menuturkan bahwa ke depannya nanti, fasilitas dan sarana prasarana di MA Negeri 3 Malang, khususnya di dome-semi indoor akan diprioritaskan. Perencanaan pembangunan stage atau panggung, sound system, big screen-LCD, dan pemulusan lantai dasar akan menjadi agenda peningkatan sarpras berikutnya. Hal ini membuat seluruh siswa riuh bertepuk tangan mendengar hal positif tersebut. Zainul Musafak selanjutnya berpesan kepada siswa agar dalam memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW bukan sekedar menjadi perayaan, namun dapat mempelajari hikmah keteladanan empat sifat Nabi; shidiq, amanah, fathanah, dan tabligh untuk diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari siswa dalam berelasi secara vertikal kepada Allah SWT, dengan diri sendiri sebagai bentuk muhasabah atau refleksi, berkorelasi dengan umat/masyarakat implementasi muamalah, dan lingkungan semesta raya melalui konsep rahmatan lil ‘alamin.
Sebagai acara inti yaitu mauizah hasanah yang disampaikan oleh ustaz Ahmad Muhyidin. Seluruh siswa tampak tenang dan antusias menyimak kajian-kajian ilmu yang disampaikan. Ahmad Muhyidin mengulik sekilas momentum historisitas maulud Nabi Muhammad SAW. Dengan salah satu dasar firman Allah SWT:
Katakanlah, dengan anugerah Allah dan rahmatNya (Nabi Muhammad SAW) hendaklah mereka menyambut dengan senang gembira. (QS.Yunus: 58), agar siswa memiliki haqul yaqin tentang maulud nabi bukan sesuatu yang haram dilaksanakan.
Sultan Shalahuddin Al Ayyubi atau Muhammad Al Fatih memperingati dengan tujuan untuk meningkatkan semangat jihad kaum Muslimin, dalam rangka menghadapi Perang salib melawan kaum Salib dari Eropa dan merebut Yarusalem (Baitul Maqdis). Di Indonesia sejarah peringatan Maulid Nabi sendiri mulai berkembang di masa Wali Songo atau sekitar tahun 1404 masehi. Peringatan Maulid Nabi dilakukan demi menarik hati masyarakat memeluk agama Islam. Tradisi ‘syahadatain’ yang kemudian dikenal dengan ‘sekaten’, grebeg maulud, dan pembacaan Diba’ dan Al Barzanji jelang hari maulud merupakan beberapa tradisi yang dilaksanakan di Indonesia.
Selanjutnya, Ahmad Muhyidin menjelaskan beberapa manfaat memperingati mauludan yaitu guna mendorong umat muslim untuk bershalawat, merupakan ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan Nabi Muhammad SAW, meneguhkan kembali kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, meneladani perbuatan mulia Nabi Muhammad SAW, melestarikan ajaran dan misi perjuangan Nabi Muhammad SAW dan juga para Nabi.
Di akhir, ustaz Ahmad Muhyidin berpesan kepada siswa agar senantiasa ‘ngalap berkah’ kepada guru terlebih guru madrasah. Jangan sampai suuzan, melakukan ghibah atau ‘ngrasani’ dengan menjelekkan guru di belakang, dan berlaku adab sesuai ta’lim muta’alim dengan bertutur sopan, berbahasa santun, dan menghargai guru sebagai salah satu implementasi akhlakul karimah dari inspirator Nabi Muhammad SAW.
Acara ditutup dengan doa yang dimunajahkan oleh ustaz Ifsori, dengan harapan kegiatan yang dilaksanakan hari ini mendapat rida dari Allah SWT, ‘arep-arep’ syafaat kepada Nabi Muhammad SAW, dan dicatat sebagai ibadah serta amal kebaikan. Amin. Mari jadikan momen maulid ini sebagai sarana meningkatkan kecintaan pada Rasulullah dengan melaksanakan sunnah-sunnahnya dan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. (jOe)
Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad,
wa ‘ala alihi, wa ashabihi, wa azwajihi, wa dzurriyatihi, ajma’in…
…
…
…
…
…
…
…
…
…