Spirit Resolusi Jihad Santri MA Negeri 3 Malang
Historisitas Hari Santri
Hari Santri merupakan implementasi dalam rangka bentuk apresiasi seruan Resolusi Jihad yang merupakan seruan ulama-santri yang mewajibkan setiap mulsim Indonesia untuk membela Tanah Air dan mempertahankan NKRI. Resolusi Jihad dipelopori oleh KH Hasyim Asyari pendiri dari Nahdlatul Ulama dalam rangka mempertahankan NKRI pasca proklamasi 17 Agustus 1945. Netherlands Indies Civil Administration (NICA) membonceng tentara Sekutu (Inggris) ketika hendak kembali menduduki Indonesia dalam Agresi Militer Belanda II pasca-kekalahan Jepang oleh Sekutu. Di sisi lain, NU memiliki milisi yang sempat dilatih secara militer oleh Jepang berkat siasat Hasyim Asy’ari, yakni Laskar Hizbullah, yang turut dikobarkan semangatnya melalui Resolusi Jihad NU
Pada 21 dan 22 Oktober 1945, wakil-wakil cabang NU di seluruh Jawa dan Madura berkumpul di Surabaya dan menyatakan perjuangan kemerdekaan sebagai jihad (perang suci) melawan penjajah.
Beberapa ulama-ulama besar yang dikumpulkan oleh K.H. Hasyim Asyari di dua hari itu adalah Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Bisri Syamsuri, dan para kiai lainnya. Mereka berkumpul di kantor PBNU, Bubutan, Surabaya. Dalam pertemuan itu, lahirlah Resolusi Jihad NU 22 Oktober.
Resolusi Jihad telah menyeimbangkan spiritualitas individu yang bersifat vertikal dengan kepentingan bersama yang bersifat horizontal melalui fatwa ulama yang mendudukkan nasionalisme sebagai bagian dari sikap religius. Fatwa Resolusi Jihad berisi tiga poin, yakni, hukum memerangi orang kafir yang merintangi kepada kemerdekaan adalah fardhu ain bagi tiap-tiap orang Islam yang mungkin, meskipun bagi orang fakir. Fatwa kedua, hukum orang yang meninggal dalam peperangan melawan musuh (NICA) serta komplotan-komplotannya adalah mati syahid. Dan fatwa ketiga, hukum untuk orang yang memecah persatuan kita sekarang ini, wajib dibunuh.
Penetapan Hari Santri
Hari Santri diusulkan oleh ratusan santri Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Malang, Jawa Timur pada 27 Juni 2014 silam saat menerima kunjungan Joko Widodo yang kala itu merupakan calon presiden. Pada kesempatan tersebut, Jokowi menandatangani komitmennya untuk menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri. Pada perkembangannya, NU kemudian mengusulkan tanggal 22 Oktober sebagai penetapan sebagai Hari Santri yang dilatari pencetusan Resolusi Jihad. Penetapan Keppres Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri pun terbit dengan didasari tiga pertimbangan, yakni: Ulama dan santri pondok pesantren punya peran krusial dalam perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI. Poin kedua, sebagai bentuk apresiasi untuk meneladani, mengenang, dan melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan dan berkontribusi bagi NKRI. Poin ketiga, peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober merujuk pada munculnya seruan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 oleh para santri dan ulama pondok pesantren yang mewajibkan setiap muslim untuk membela Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari tangan penjajah.
Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di MA Negeri 3 Malang
Perayaan Hari Santri Nasional tahun ini mengusung tema “Santri Jayakan Negeri” yang tertuang dalam Surat Edaran atau SE Menteri Agama RI Nomor SE 10 Tahun 2023 tentang Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Santri 2023. Hari Santri Nasional 2023 mengangkat tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Tema tersebut berisi ajakan kepada para santri untuk melakukan jihad intelektual di era transformasi digital. Tema Jihad Santri Jayakan Negeri dapat dimaknai secara historis dan kontekstual. Secara historis, tema ini ingin mengingatkan bahwa para santri memiliki andil besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Secara kontekstual, “Jihad Santri Jayakan Negeri” menegaskan bahwa santri terus berkontribusi aktif dalam memajukan negeri.
MA Negeri 3 Malang menggelar seremonial perayaan Hari Santri Nasional dengan beberapa kegiatan sebagai bentuk tawadlu santri kepada yai, ulama, serta ulil amri yang telah memfatwakan pencetusan Resolusi Jihad sebagai momentum Hari Santri Nasional. Even awal yang diikuti adalah mengikuti upacara dan pawai se-Kecamatan Donomulyo melalui perwakilan santrima’had Nurul Umah yang diasuh oleh Umi Siti Ainun Khoiriyah. Turut memeriahkan juga, santri-santri MA Negeri 3 Malang yang tergabung pada pesantren Al-Falah asuhan dari Yai Umar Tajudin juga turut ikut memeriahkan kegiatan upacara dan pawai santri se-Kecamatan pada hari Minggu (22/10).
Even berikutnya adalag kegiatan pawai bersama warga MA Negeri 3 Malang dan komba choir atau paduan suara dengan lagu wajib Mars Santri yang diadakan pada hari Senin (23/10). Seluruh warga MA Negeri 3 Malang mengenakan busana muslim, berpeci, dengan bawahan sarung, simbol santri sebagai ‘kaum sarungan’ identitas simbolik dari santri. Acara ini dibina oleh PKM Humas, Sukateman S. Pd. dengan koordinator dari OSIM yang diketuai Oktafia Bunga Lestari. Sebelum pawai, acara dimulai dengan apel pembukaan yang diikuti oleh seluruh warga MA Negeri 3 Malang, bertindak sebagai petugas apel adalah OSIM MA Negeri 3 Malang dengan arahan dari pembinanya yaitu Agus Sobirin dan Evita Raachmawati. Sebagai pembina apel AS. Mukhlis dengan penuh semangat mengajak seluruh santri MA Negeri 3 Malang untuk mengenang, menghormati, dan meneruskan cita-cita perjuangan ulama dan santri pendahulu.
“Santri merupakan akulturasi kebudayaan Hindu Islam. Kata santri berasal dari kata ‘cantrek’. Dan tempat belajar santri bernama ‘pencantrean’ kemudian dibakukan menjadi pesantren. Layaknya kita harus bangga, karena santri menjadi garda terdepan bangsa dikala ada hantaman penjajahan. Karena bangsa yang kuat, bersama santri yang hebat. Terus tumbuhkan rasa cinta tanah air, semangat hubbul wathan minal iman sebagai pedomannya. Santri MA Negeri 3 Malang adalah santri bagian dari generasi muda yang kelak harus mengambil peran aktif dalam membangun kemajuan bangsa”, tutur AS Mukhlis dihadapan peserta apel.
Setelah pelaksanaan apel, dilanjutkan dengan Kirab Santri dengan rute start di gerbang utama MA Negeri 3 Malang ke timur sampai pos 1 di perempatan Donomulyo, berbelok kiri ke arah lapangan Donomulyo sampai pertigaan masuk lapangan Donomulyo/mengitari lapangan sampai ke depan SMP Negeri 1 Donomulyo dan kembali kearah selatan belok ke SMP Islam Donomulyo sampai daerah Kampung bebek. Pos Terakhir berada di sebelah barat pertigaan MTs NU Futuhiyyah dan kembali ke MA Negeri 3 Malang.
Acara kembali dilanjutkan dengan perlombaan paduan suara yang terdiri dari 18 kelas, dengan membawakan lagu wajib Mars Santri. Lomba paduan suara ini dimenangkan oleh kelas XII MIPA II sebagai juara pertama, juara kedua diraih oleh kelas X-5, dan X-4 mendapatkan juara ketiga.
Zainul Musafak selaku Kepala Madrasah kepada tim media MA Negeri 3 Malang menuturkan bahwa Hari Santri tidak hanya milik dan dikhususkan untuk kalangan santri saja, melainkan semua warga Indonesia yang memiliki jiwa-jiwa santri, adalah mereka yang menjunjung tinggi nilai-nilai ‘kesantrian’ yaitu tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), ta’adul (keadilan), tawazun (seimbang).
MA Negeri 3 Malang mengucapkan selamat Hari Santrii Nasional, tetap istikamah untuk memlihara ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah. Dengan semangat “Jihad Santri Jayakan Negeri” mari sebagai santri-santri di era milenial meneruskan marwah ulama dengan menggelorakan jihad intelektual di masa yang penuh dengan tantangan global sebab kemajuan digital. Indonesia, Jayalah..Santri, berkah dan maslahah. (jOe)
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…